Banjir Tanggung Jawab Siapa




Indonesia tak pernah absen dari bencana alam. baik itu kebakaran hutan, banjir, dan lain-lain. indonesia menjadi pelanggan utama dari kemarahan alam. seolah-olah alam ini telah muak pada Indonesia dengan segala dekadensi moral rakyat apalagi petinggi-petingginya.

Kaum intelektual pun mandul dalam memerangi persoalan moral bangsa yang semakin terpuruk kedalam kenistaan. kota yang kita cintai bersama (sebagaimana jargionnya; kota idaman Palopo) turut menerima kemarahan alam dalam bentuk banjir bandang.

Suatu sejarah baru bagi kota Palopo yang belum pernah ditimpa bencana sedahsyat itu. ada apa dengan kota religius dan kota pendidikan ini?

seorang pemikir beraliran feminist carollyn merchant dalam sebuah artikelnya "mengeruk rahim ibu" (terjemahan ke Indonesia) mengatakan bahwa Bumi ini layaknya Ibu pertiwi. dimana darinya bersumber segala kebaikan, kehidupan dan kesejahteraan.

Segenap alam ini adalah rahim Ibu. lalu datanglah orang-orang yang serakah yang kemudian memperkosa ibu pertiwi. Bumi ini diperkosa tanpa sedikit rasa kemanusiaan lagi yang tinggal bahwa jika alam dieksploitasi dengan besar-besaran akan merusak keberlangsungan seluruh makhluk yang sedang berteduh di atas bumi.

Lalu bagaimana dengan orang palopo??? apa kita masih punya siri' dengan keadaan yang terjadi? sekarang apakah kita merusak ibu pertiwi ini? tanggung jawab adalah milik mereka yang tahu (kaum intelektual), dan para pejabat yang memiliki kebijakan dalam mengelolah kota ini menjadi lebih baik.

Bukan saatnya menyalahkan tapi membuktikan bahwa kita cinta dengan alam yang telah memberikan kita tempat untuk hidup di dunia. I Love You Mom...My Earth!
Ditulis oleh: Sitti Aaisyah Sungkilang(Mahasiswa Pasca Sarjana Filsafat UGM & Alumni PMDS Palopo)

1 komentar:

imha mengatakan...

yaa... begitulah manusia, nanti mereka sadar ketika bencana itu datang.

Posting Komentar